Kan kau temukan aku dalam gelap
dalam kabut dan asap
Kan kau temukan aku dalam kesendirian
dalam lamun dan kesunyian
Inilah jubah dan sorbanku, gulungan opium dan dusta
wangi kemenyan dan madat cinta
Oh, aku, akunya Al-Hallaj dalam terompah Syibli
akunya Kamu dalam kangen dan iri
Oh, aku, akunya Ibn Abdul Halim dalam dawat Ibnu Al-Qayyim
akunya Kamu dalam bingung dan alim
Akulah Sunnimu
Akulah Syi'ahmu
Akulah kesesatan, dan juga iman
Kairo, 11 Januari 2013
Sabtu, 12 Januari 2013 | Monggo dinikmati
Minggu, 11 November 2012 | Monggo dinikmati
Apabila Ragu
Malam itu, dalam sepasi keyboard melukis cahaya
yang berpendar dari matamu. Aku ragu. Seperti Da Vinci yang bimbang, kau bakar segala kesumat pada nadi.
Tapi apabila aku rindu, dan gagap bunga Daphne yang kau tanam di atas telingamu di suatu senja yang muram. Aku kehilangan gairah. Tapi, pada gulita yang pasrah, kau senandungkan juga lagu-lagu patah hati seseorang yang kehilangan separuh hatinya.
~ Meydan Jeehaz, 11 November 2012.
_______________________________
yang berpendar dari matamu. Aku ragu. Seperti Da Vinci yang bimbang, kau bakar segala kesumat pada nadi.
Tapi apabila aku rindu, dan gagap bunga Daphne yang kau tanam di atas telingamu di suatu senja yang muram. Aku kehilangan gairah. Tapi, pada gulita yang pasrah, kau senandungkan juga lagu-lagu patah hati seseorang yang kehilangan separuh hatinya.
~ Meydan Jeehaz, 11 November 2012.
_______________________________
Senin, 29 Oktober 2012 | Monggo dinikmati
Kekuatan Bahasa
Sesungguhnya percakapan dengan sendirinya adalah media untuk memahami, maka dengan demkian ia adalah bahasa. Tetapi, berkenaan dengan cinta, ia adalah media untuk menarik, maka dengan demikian ia adalah kekuatan. Bahasa merupakan salah satu alat kehidupan, tapi dalam bahasa asmara, kehidupan yang menjadi alat cinta.
Agama dan Air Mata
Cinta adalah satu dari dua kata yang menjadi warisan kemanusiaan dan anugerah sejarah, dan satu dari dua dimensi yang pada keduanya mata langit dan bumi bertemu.
Dua kata tesebut tidak memiliki makna apa pun kecuali dua hakikat yang abadi; yaitu hakikat ketuhanan di dalam ruh, dan hakikat kemanusiaan di dalam hati. Kata pertama adalah agama dan yang kedua adalah cinta.
Keduanya keluar dari surga bersama Adam dan Hawa pada malam mereka terusir. Jika agama terpancar dalam ketakwaan Adam dan pertaubatannya, maka cinta terpancar dalam kecantikan Hawa dan air matanya."
Engkau
Matahari dan gemintang adalah api, tapi bagi bumi ia adalah cahaya. Sementara engkau adalah cahaya, tapi bagi hatiku engkau adalah api.
Engkau bawa kehidupanku, sementara kehidupan mengalir di antara kita dari mimpi manis untuk suatu kenyataan yang pahit.
Engkau yang beralih, dari akhir sebuah karya seni agung menuju akhir dari semua cinta yang ada di muka bumi ini.
Mencintaimu Adalah Keimananku
ampunan dan pembangkanganku
Aku datang padamu sementara harapan di sisiku
Istirah di antara dua lenganku
Aku mencintaimu laksana oase
Yang dengannya pupus semua dahaga laraku
Aku mencintaimu sebagai aura
Yang bercerita di tengah kebisuan orang-orang
tentang lagu-lagu yang pernah aku tulis mengenaimu
Aku mencintaimu sebagai kesurupan
berkeliaran tengah malam
memercikkan vulkanik api
Aku mencintaimu
Laksana semburat cahaya Subuh yang bertandang
Di sebuah pagi hari yang dingin
Cinta telah membunuh beberapa orang yang ditenggelamkan rasa rindu
Sementara cintamulah yang telah membuatku hidup hingga kini
Andai aku disuruh memilih sebuah negeri
Niscaya yang aku serukan, ‘Cintamulah tanah airku!’
Dan andai aku berada di sebuah arah
Maka kedua matamulah alamatku pulang
Shaqar Quraisy, 04 November 2011
Langganan:
Postingan (Atom)