ampunan dan pembangkanganku
Aku datang padamu sementara harapan di sisiku
Istirah di antara dua lenganku
Aku mencintaimu laksana oase
Yang dengannya pupus semua dahaga laraku
Aku mencintaimu sebagai aura
Yang bercerita di tengah kebisuan orang-orang
tentang lagu-lagu yang pernah aku tulis mengenaimu
Aku mencintaimu sebagai kesurupan
berkeliaran tengah malam
memercikkan vulkanik api
Aku mencintaimu
Laksana semburat cahaya Subuh yang bertandang
Di sebuah pagi hari yang dingin
Cinta telah membunuh beberapa orang yang ditenggelamkan rasa rindu
Sementara cintamulah yang telah membuatku hidup hingga kini
Andai aku disuruh memilih sebuah negeri
Niscaya yang aku serukan, ‘Cintamulah tanah airku!’
Dan andai aku berada di sebuah arah
Maka kedua matamulah alamatku pulang
Shaqar Quraisy, 04 November 2011
0 komentar:
Posting Komentar